Lebah Madu, Ternyata Banyak Jenisnya Lho!


Lebah madu merupakan hewan dari kelas Insecta. Lebah madu termasuk binatang sosial yang hidup secara berkoloni. Dalam sebuah koloni lebah terdiri dari seekor lebah ratu, sejumlah lebah pejantan, dan ratusan atau bahkan ribuan lebah pekerja. Setiap lebah memiliki tugas masing - masing untuk kelangsungan hidup suatu koloni.

Sebenarnya ada banyak jenis lebah madu, namun di sini kita coba membahas 4 jenis lebah madu yang cukup familiar dengan masyarakat kita, yaitu:

1. Apis Dorsata

2. Apis Cerana

3. Apis Mellifera

4. Trigona/Tetragonula

1. Apis Dorsata
Apis dorsata (Muanyi, Tawon Gong, Odeng, Harinuan) merupakan lebah madu endemik yang berhabitat di hutan, bersifat agresif, membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka atau tebing jurang bebatuan. Lebah ini termasuk lebah migran, yaitu lebah yang melakukan migrasi atau berpindah-pindah tempat. Sampai saat ini belum ada yang berhasil membudidayakan Apis dorsata. Madu yang dihasilkan biasa dikenal dengan istilah Madu Hutan, Madu Lebah Liar, Madu Tawon Gung, Madu Odeng, dan sebagainya.

2. Apis Cerana
Dikenal juga dengan sebutan lebah madu lokal, tawon glodog atau nyiuran. Jenis lebah ini sangat dikenal di masyarakat karena dapat dengan mudah dijumpai di sekitar kita, bahkan tidak jarang lebah membuat sarang pada plafon rumah. Apis Cerana adalah jenis lebah jinak, hanya akan menyengat jika dalam keadaan terdesak atau terganggu. Dahulu di kampung – kampung secara tradisional lebah madu jenis ini seringkali dipelihara pada potongan kayu kelapa (glodog, bhs. Jawa). Namun untuk saat ini apis cerana biasanya kita temukan dibudidayakan pada kotak – kotak kayu (stup/hive) dengan ukuran sekitar 40X40X40cm. Vegetasi yang ada di sekitar lokasi budidaya sangat mempengaruhi produktivitas madu, selain juga keaktifan masing – masing koloni. Di lokasi yang cocok, lebah madu apis cerana dapat menghasilkan madu sekitar 1 Kg per koloni rutin setiap bulannya, bahkan bisa lebih. Madu yang dihasilkan biasa dinamai dengan jenis nektar bunga yang dominan di sekitar lokasi budidaya (atau di sekitar sarang bagi lebah yang masih liar). Misal Madu Cerana Nektar Kaliandra, menunjukan bahwa lebah dominan menghisap nektar bunga kaliandra.

3. Apis Mellifera
Dikenal juga dengan istilah Lebah Import, karena aslinya berasal dari daerah subtropis, yaitu benua Eropa. Ciri khas lebah mellifera ini adalah memiliki gelang berwarna kekuningan di belakang abdomen dan mempunyai perisai di antara sayapnya. Warna tubuh bervariasi dari cokelat gelap sampai kuning hitam. Lebah mellifera tidak terlalu agresif dan kurang suka bermigrasi. Lebah Mellifera adalah jenis lebah madu unggul karena produktivitas madunya yang sangat tinggi. Lebah jenis ini merupakan lebah madu yang paling banyak dibudidayakan karena sangat potensial dan produktif menghasilkan berbagai jenis produk perlebahan seperti madu, royal jelly, propolis, bee pollen dan sebagainya.

4. Trigona / Tetragonula
Dikenal juga dengan sebutan klanceng, kelulut, galo-galo, teweul. Trigona berukuran sangat kecil, sedikit lebih kecil daripada lalat. Salah satu keunikan dari trigona adalah bahwa lebah ini tidak bersengat, sebagaimana lebah madu jenis lainnya. Di alam liar trigona dapat kita temukan hidup pada rongga-rongga pohon, pondasi, tembok, buluh bambu, dan kadang tinggal di dalam perabot rumah tangga. Silakan klik disini untuk informasi lebih lanjut mengenai lebah trigona.